Tumbuhan Melinjo

Di balik Kelezatan Emping Melinjo Koncone Ngemil, Inilah Sederet Fakta Buah Melinjo, Apa Saja?

Surakarta – Kelezatan emping melinjo Koncone Ngemil bukanlah rahasia umum lagi. Dibalik kelezatan emping melinjo Koncone Ngemil terdapat fakta menarik tentang tumbuhan dan buah melinjo itu sendiri. Lantas apa saja fakta menarik terkait tumbuhan dan buah melinjo yang menjadi bahan baku utama emping melinjo Koncone Ngemil? Berikut ulasannya.

1. Memiliki Beragam Nama Lain Sesuai Daerah
Dikutip dari id.wikipedia.org pada Rabu, 24 April 2024, melinjo atau belinjo yang memiliki nama latin Gnetum gnemon Linn ini ternyata memiliki beragam nama lain sesuai daerah masing-masing.

Selain dikenal dengan nama “melinjo”, ia juga dikenal pula dengan nama maninjo (bahasa Makassar), ku’lang (bahasa Selayar), belinjo, mlinjo (bahasa Jawa), tangkil (bahasa Sunda) atau bago (bahasa Melayu dan bahasa Tagalog), khalet (Bahasa Kamboja), bidau (bahasa Melayu Kapuas Hulu) dan muliëng (bahasa Aceh).

Melinjo adalah suatu spesies tanaman berbiji terbuka (Gymnospermae) berbentuk pohon yang berasal dari Asia tropik, Melanesia, dan Pasifik Barat. Tumbuhan melinjo berbentuk pohon yang berumah dua (dioecious di mana ada individu jantan dan betina).

Dikutip dari repository.pertanian.go.id, bahwa ciri-ciri melinjo jantan adalah daun lebih panjang dan runcing, dengan tangkai bunga terdiri dari bunga-bunga kecil yang tidak akan menjadi buah. Sedangkan melinjo betina memiliki ciri daun agak lebar dengan bagian ujungnya tumpul serta tangkai bunganya terdiri dari butir-butir besar yang akan menjadi buah.

Biji melinjo tidak terbungkus daging tetapi terbungkus kulit luar. Melinjo tidak menghasilkan bunga dan buah sejati karena bukan termasuk tumbuhan berbunga. Yang dianggap sebagai buah sebenarnya adalah biji yang terbungkus oleh selapis aril yang berdaging.

2. Mudah Ditemukan Di mana Saja
Tumbuhan melinjo bisa dikatakan sebagai tumbuhan yang adaptif. Untuk tumbuh dan berkembang, melinjo tidak memerlukan tanah yang bernutrisi tinggi atau iklim khusus. Melinjo dapat beradaptasi dengan rentang suhu yang luas. Hal itu lah yang menyebabkan melinjo sangat mudah ditemukan di berbagai daerah kecuali daerah pantai, lantaran tumbuhan melinjo tidak dapat tumbuh di daerah yang memiliki kadar garam yang tinggi.

Di Indonesia saja, tumbuhan melinjo dapat dijumpai di hutan dan perkebunan. Bahkan di beberapa daerah, tumbuhan melinjo dapat tumbuh di pekarangan atau kebun rumah sehingga dapat dimanfaatkan langsung oleh masyarakat.

3. Memiliki Segudang Manfaat
Selain biji, buah, dan daunnya dapat digunakan untuk membuat keripik atau emping, tanaman buah melinjo sendiri pun bisa digunakan sebagai peneduh atau pembatas pekarangan. Batangnya yang kokoh bahkan bisa dimanfaatkan sebagai bahan bangunan. Kayunya dapat dipakai sebagai bahan papan dan alat rumah tangga sederhana. Daun mudanya atau yang dalam bahasa Jawa disebut sebagai so dapat digunakan sebagai bahan sayuran. Misalnya sayur asam. Bunganya, baik jantan maupun betina dan bijinya yang masih kecil-kecil (pentil) ataupun yang sudah masak, pun dapat dijadikan sebagai sayuran. Kulitnya bahkan bisa dijadikan abon kulit melinjo.

Selain itu, protein dalam melinjo juga dinilai dapat dipakai sebagai pengawet alami makanan karena mengandung antimikroba alami. Melinjo disinyalir juga dapat menjadi obat baru untuk penyakit yang disebabkan oleh bakteri. Di mana Peptida yang diisolasi dari biji melinjo diindikasikan punya potensi aktif menghambat beberapa jenis bakteri gram positif dan negatif.

4. Memiliki Kandungan Nutrisi yang Dibutuhkan Tubuh
Sebagaimana dikutip dari id.wikipedia.org, bahwa terdapat sebuah studi yang menunjukkan bahwa, melinjo menghasilkan senyawa antioksidan. Antioksidan tersebut terdapat pada 9–10% dalam setiap biji melinjo. Protein yang utamanya berukuran 30 kilo Dalton dinilai efektif untuk membasmi radikal bebas yang menjadi penyebab berbagai macam penyakit.

Penelitian yang dilakukan di Jepang bahkan menemukan bahwa melinjo termasuk tumbuhan purba yang secara evolusi dekat dengan tanaman Ginkgo biloba yang ada di Jepang. Ginkgo merupakan spesies pohon hidup tertua yang telah tumbuh selama 150–200 juta tahun. Ginkgo dipercaya sebagai tonik otak karena memperkuat daya ingat. Daun ginkgo juga disinyalir mengandung antioksidan yang cukup tinggi serta berperan penting dalam oksidasi radikal bebas penyebab penuaan dini dan pikun.***

 

Sumber:

https://repository.pertanian.go.id/server/api/core/bitstreams/f3312e72-0b8c-4bf0-b3b7-f309c2de55c0/content

https://id.wikipedia.org/wiki/Melinjo

 

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *