Enam bulan setelah mengundurkan diri sebagai tenaga kependidikan di IAIN Surakarta, salah seorang teman saya berkunjung ke rumah. Kami memiliki kesamaan, yaitu sebagai full time mama. Merawat anak anak merupakan tugas dan tanggung jawab kami sehari-hari. Meskipun kami sibuk sebagai ibu rumah tangga, namun kami berpikir untuk menjadi perempuan berdaya secara finansial. Dalam sebuah perbincangan panjang tersebut, teman saya menginformasikan bahwa ada peluang bisnis besar. Dia mengatakan bahwa banyak warung makan maupun kantin di Surakarta yang membutuhkan supply emping melinjo matang. Dia mendapatkan informasi tersebut dari para penjual dan pemilik warung makan yang dia tanya secara acak.

Kemudian saya menindaklanjuti informasi tersebut. Saya langsung mencari pengrajin emping melinjo di daerah Sukoharjo. Saya memulai bisnis ini dengan sistem titip jual ke warung makan, kantin, koperasi, wedangan/ hik, dan semua calon mitra potensial untuk kami titip jual emping. Kami telah menentukan segmen pasar, pembeli potensial, dan strategi promosi. Kemudian, perjalanan Koncone Ngemil dimulai.